Daun Dewa
Wednesday, 7 November 2012
Add Comment
Daun
Dewa merupakan salah satu tanaman herbal yang diusahakan Petani untuk
memenuhi bahan baku industri obat sekaligus melestarikan lingkungan
hidup. Dalam rangka melaksanakan budidaya daun dewa yang baik (Good
Agricultura Practice) berikut ini kami sajikan budidaya dan pasca panen
daun dewa.
A. Budi Daya Daun Dewa
Budidaya
tanaman obat, termasuk daun dewa, dilakukan untuk tujuan melestarikan
lingkungan hidup dan memenuhi bahan baku obat tradisional. Dalam budi
daya tanaman obat, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Setiap
tahap mempunyai ciri tersendiri dan memerlukan perhatian khusus. Masalah
penanganan pasca panen juga ikut berperan dalam menentukan mutu atau
kualitas bahan yang dihasilkan.
1. Lokasi Tumbuh
Daun
dewa dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai ketinggian 1.200
m dpl (dari permukaan laut). Disamping itu, tanaman tersebut tumbuh di
daerah yang beriklim sedang sampai basah dengan curah hujan 1.500 –
3.500 mm/tahun dengan tanah yang agak lembab sampai subur.
2. Persiapan Lahan
Lahan
yang akan ditanami bisa disiapkan dengan membuat bedengan–bedengan
selebar 2 m dan panjangnya disesuaikan dengan lahan. Di bedengan
tersebut dibuat lubang tanam dengan ukuran sekitar 20 x 20 x 20 cm.
3. Pembibitan
Memperbanyak
tanaman daun dewa bisa dilakukan dengan stek batang dan tunas akar.
Stek batang dibuat dengan panjang antara 15-20 cm dan bagian bawah
batang dipotong miring agar daerah tumbuh perakaran menjadi lebih luas.
Stek ditanam di persemaian dengan cara dibenamkan sepertiga bagian ke
dalam media tanam. Media tanam untuk persemaian terdiri dari campuran
tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 70:30 atau 50:50. Cara
memperbanyak dengan tunas yang diambil dapat dengan atau tanpa akar.
Penanaman tunas dilakukan seperti stek batang. Memperbanyak daun dewa
sangat mudah dilakukan, yakni dengan cara stek cabang sekunder, umbi,
atau tunas anakan. Penyiraman harus dilakukan setiap hari. Lama
persemaian sekitar 3 bulan.
4. Penanaman
Sambung
nyawa yang diperoleh dari setek yang sudah berakar bisa ditanam di
lubang-lubang tanam yang sudah disiapkan setelah berumur sekitar 3 bulan
. Jarak tanam ideal adalah 50x75 cm.
Sementara itu, penanaman daun dewa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Umbi tanaman bisa langsung ditanam, dalam beberapa hari, di atas umbi akan tumbuh anakan.
b.
Jika tingginya sudah mencapai 15-20 cm, anakan bisa dipisahkan dari
umbinya, selanjutnya anakan tanpa akar tersebut dapat ditanam kembali.
c.
Jika tanaman sudah tua, dari atas tanaman timbul tangkai-tangkai
anakan. Jika tingginya sudah mencapai 15 cm, dipotong dan ditanam
kembali.
5. Pemupukan
Pemupukan
sebaiknya menggunakan pupuk organik, berupa pupuk kandang atau kompos.
Pupuk tersebut diberikan sekitar 5 gram untuk setiap tanaman. Pupuk
diberikan 3-7 hari sebelum penanaman dengan cara diaduk dengan tanah di
dalam lubang tanam.
6. Perawatan Tanaman
Penyiraman
sangat memegang peranan penting terhadap penampilan daun. Karena itu,
harus dilakukan secara rutin setiap hari. Penyiangan atau pemberantasan
rumput-rumput dan tumbuh pengganggu (gulma) harus dilakukan secara
rutin.
7. Penanggulangan Hama dan Penyakit
Hama utama yang menyerang daun dewa adalah ulat jengkel (Nyctemera coleta) dan kumbung Psylliodes sp.
Ulat jengkel memakan daun sampai habis dan yang tersisa hanya tulang
daun. Sementara itu, serangan kumbang mengakibatkan daun menjadi
berlubang-lubang. Untuk mengurangi sarangan hama tersebut harus
dilakukan pemangkasan daun-daun yang rusak, berlubang-lubang, dan daun
yang menyentuh tanah. Jika terjadi ledakan hama, perlu digunakan
insektisida sintetis, seperti Dikhlorvos atau Fentrotion dengan dosis 1
ml atau 1 gram per liter sebanyak 4-5 helai kearah pucuk.
8. Panen
Panen
pertama dapat dilakukan saat tanaman berumur sekitar 4 bulan. Pemanenan
dilakukan dengan cara memetik atau memangkas daun sebanyak 4-5 helai
daun kearah puncak . Di batang bekas pangkasan akan tumbuh tunas-tunas
baru yang dapat dipanen kembali secara bertahap.
0 Response to "Daun Dewa"
Post a comment